Tubuh manusia mempunyai indera yang berfungsi
sebagai reseptor atau penerima rangsangan dari lingkungan
sekitar. Manusia mempunyai dari lima macam indera (panca
indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran
dan keseimbangan (telinga), indera penciuman/pembau (hidung), indera
pengecap (lidah), serta indera peraba dan perasa (kulit).
Kelima alat indera ini akan berfungsi
dengan baik jika:
- saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik,
- otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik,
- alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya.
A. Indera Penglihatan (Mata)
Mata adalah organ penglihatan yang
menerima rangsangan berupa cahaya. Bola mata terletak di dalam rongga mata
dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan
kesuatu arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata, yaitu:
- Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata.
- Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.
- Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah.
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi
menutup mata dan mengangkat kelopak mata. Otot yang berfungsi
untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus
okuli inferior. Sedangkan otot mata yang berfungsi mengangkat kelopak
mata, yaitu muskulus levator palpebralis superior.
1. Bagian-bagian Mata
Bola mata tersusun oleh selaput mata yang
terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera atau selaput putih, koroid atau
selaput hitam, dan retina atau selaput jala.
a. Selaput putih
Selaput putih (sklera) adalah bagian luar
dari bola mata yang tersusun dari zat tanduk dan merupakan
lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsi dari selaput ini adalah
melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan
bentuk biji mata.
Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata.
Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata.
b. Selaput hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan
tengah dari bola mata yang banyak mengandung pembuluh darah. Fungsi
dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan oksigen ke mata serta menyerap
cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata bagian dalam. Pada
koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik
dekat mata, dan titik jauh mata.
Iris adalah selaput mata yang merupakan
lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang
telah melepaskan diri. Iris atau selaput pelangi memiliki pigmen atau
warna yang akan menentukan warna mata seseorang, yaitu warna mata biru,
hitam, cokelat,
abu-abu, dan hijau.
abu-abu, dan hijau.
Pupil adalah celah yang berada di bagian
tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang
masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga
celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak.
Sebaliknya, jika
cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.
cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.
Lensa mata berada di belakang iris.
Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu kemampuan untuk
mencembung (menebal) dan mencekung (menipis). Mencembung dan
mencekungnya lensa mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Jarak
benda yag dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik
dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh
mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh pada
mata normal adalah tak terhingga.
c. Selaput Jala
Selaput jala disebut juga retina. Retina
adalah lapisan paling dalam pada mata yang peka terhadap
cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada retina
terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian
retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel
saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita bisa melihat apabila
bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat sel
kerucut dan sel batang. Fungsi dari sel kerucut dan sel batang:
- Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan protein iodopsin.
- Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A
Jika kita berpindah dari tempat terang ke
tempat teduh, maka kita tidak dapat melihat dengan jelas
beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada waktu di tempat
teduh diperlukan protein rodopsin yang merupakan penggabungan antara
iodopsin dan vitamin A. untuk
pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh.
Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya.
pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh.
Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya.
2. Proses melihat
Mata bisa melihat benda karena adanya
cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya
yang dipantulkan
benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut.
benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut.
a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda di
tangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan melalui pupil.
b.) Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.
b.) Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.
3. Gangguan pada Mata
a. Rabun Dekat
Rabun dekat disebut hipermetropi.
Rabun dekat adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda
yang dekat. Hal ini disebabkan
oleh ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan jatuh di belakang retina. Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cembung.
Lensa cembung merupakan lensa positif.
oleh ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan jatuh di belakang retina. Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cembung.
Lensa cembung merupakan lensa positif.
b. Rabun Jauh
Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata
untuk melihat benda yang berjarak jauh. Rabun jauh disebut miopi.
Penyebab rabun jauh adalah ukuran bola mata terlalu panjang
dari ukuran normal sehingga bayangan benda jatuh di depan retina.
Rabun jauh dapat diatasi
dengan menggunakan kaca mata berlensa cekung. Lensa cekung merupakan lensa negatif.
dengan menggunakan kaca mata berlensa cekung. Lensa cekung merupakan lensa negatif.
c. Rabun jauh dan dekat
Rabun jauh dan dekat disebut juga presbiopi atau
rabun tua ialah suatu keadaan di mana lensa
kehilangan elastisitasnya karena bertambahnya usia. Akibatnya
daya akomodasi lensa mata berkurang. Kelainan mata ini biasanya
diderita oleh orang yang sudah tua atau kira-kira berumur di atas 45
tahun. Penderita presbiopi tidak mampu melihat benda yang terlalu
jauh dan terlalau dekat. Supaya penderita presbiopi dapat melihat
dengan jelas, maka dibutuhkan kaca mata rangkap, yaitu kaca mata cembung
dan cekung.
d. Rabun Senja
Rabun senja atau rabun ayam adalah
ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berada di tempat
remangremang dan di malam hari. Gangguan ini disebabkan oleh
kekurangan vitamin A, sehingga sel batang tidak berfungsi karena protein
rodopson tidak terbentuk. Orang yang menderita rabun senja harus
banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A.
e. Buta Warna
Buta warna adalah ketidakmampuan mata
untuk membedakan warna. Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada
dua macam, yaitu buta warna total dan buta warna separuh. Buta warna
total hanya mampu melihat warna hitam putih saja (monokromat). Sedangkan
buta warna separuh tidak bisa melihat warna tertentu, yaitu merah
(protanopia), biru (tritanopia), dan hijau (deuteranopia).
f. Katarak
Katarak atau bular mata merupakan gangguan
penglihatan. Penyebab katarak adalah lensa mata keruh sehingga
menghalangi masuknya cahaya pada retina, selain itu karena proses ketuaan,
sinar X, kencing manis, dan pemberian obat-obat tertentu dalam waktu
yang lama. Katarak dapat menimbulkan kebutaan tanpa
rasa sakit. Penderita ini umumnya berumur di atas 55
tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan operasi mata.
g. Juling
Juling adalah kelainan mata yang disebabkan
oleh ketidakserasian otot-otot mata. Jika penderitanya masih
anak-anak, maka dapat diperbaiki dengan jalan operasi.
h. Astigmatisme
Astigmatisme atau mata silindris adalah
gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa mata atau
kornea tidak rata, keadaan kelengkungan permukaan kornea atau
lensa yang tidak mulus. Akibatnya bila penderita melihat suatu kotak,
garis-garis vertikal terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas
atau sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong dengan kacamata
berlensa silindris.
i. Glaukoma
Tekanan di dalam bola mata yang terlalu tinggi.
Tekanan normal bola mata adalah 24 mmHg. Glaukoma sering menyerang
orang-orang di atas usia 40 tahun. Dalam waktu lama, tekanan yang tinggi
ini dapat menekan dan merusak retina sehingga menimbulkan kebutaan.
B. Indera Pendengaran dan Keseimbangan
(Telinga)
Telinga merupakan alat indera yang peka
terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia
mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain
sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia.
1. Bagian-bagian Telinga
Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu bagian luar, bagian tengah, dan bagian dalam.
a. Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri atas:
- Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
- Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
- Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara.
- Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara.
b. Telinga bagian tengah
Telinga bagian tengah terletak di sebelah
dalam membran timpani. Fungsi dari telinga bagian tengah adalah untuk
meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam. Pada
telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga tulang pendengaran.
- Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.
- Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Tulangtulang ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap jorong.
c. Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan
getaran suara ke pusat pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian
dalam adalah sebagai berikut.
- Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
- Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran.
- Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
2. Proses Mendengar
Suara yang kita dengar akan ditangkap oleh
daun telinga, kemudian sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang
telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke
tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan
limfe akan bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf pendengaran dan
menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam otak, impuls tersebut
akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali suara tersebut.
Selain sebagai indera pendengar, telinga juga
berfungsi sebagai indera keseimbangan. Letak indera keseimbangan terdapat di
dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga saluran setengah lingkaran yang
menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap
gravitasi. Bila kepala menggeleng, arah sel-sel rambut berubah. Perubahan ini
diterima oleh sel-sel saraf kemudian diteruskan ke otak. Akibatnya kamu akan
menyadari setiap posisi kepala dan badan.
3. Gangguan pada Telinga
Ada dua penyebab gangguan telinga, yaitu
gangguan penghantar bunyi dan gangguan saraf. Gangguan telinga yang disebabkan
oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi menggunakan alat
pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang suara sebelum suara
masuk ke telinga. Ada bermacam gangguan telinga, yaitu:
Tuli, tuli ada dua macam yaitu:
- Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya kotoran yang menumpuk, nanah yang memenuhi telinga tengah pada peradangan menimbulkan kerusakan pada tulang- tulang pendengaran.
- Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.
Ganguan telinga disebabkan oleh luka
pada telinga bagian luar yang telah terinfeksi atau otitis sehingga
mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat bersifat permanent jika terjadi infeksi
yang sangat parah. Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya pada
dokter supaya bisa cepat disembuhkan.
Penumpukan kotoran sehingga
menghalangi getaran suara untuk sampai ke gendang telinga. Oleh karena itu,
kita harus membersihkan telinga dari kotoran dengan kapas minimal satu kali
dalam seminggu.
Kerusakan gendang telinga, misalnya
gendang telinga pecah. Pecahnya gendang telinga bisa disebabkan oleh dua
hal, yaitu kapasitas suara yang didengar terlalu kuat dan terkena suatu benda
yang tajam, misalnya membersihkan telinga dengan peniti atau lidi sehingga
menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga menjadi sobek.
Gendang telinga sangat tipis sekali.
Otosklerosis, adalah kelainan pada
tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala tinitus (dering pada telinga)
ketika masih kecil.
Presbikusis, adalah perusakan pada
sel saraf telinga yang terjadi pada usia manula.
Rusaknya reseptor pendengaran pada
telinga bagian dalam akibat dari mendengarkan suara yang amat keras.
C. Indera Penciuman/Pembau (Hidung)
Hidung adalah alat indera yang menanggapi
rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga
hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau.
Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya
dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Daerah yang sensitif terhadap bau terletak
pada bagian atap rongga hidung. Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel
sebagai berikut.
1) Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
2) Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
1) Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
2) Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit
berbentuk rambut. Adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat dalam 2
– 3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan indera pembau
manusia adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara sangat sedikit.
Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif karena mempunyai
reseptor pembau lebih banyak.
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang
berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau
akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut
halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini ke otak dan
akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh
radang atau sakit pilek yang menghasilkan lendir atau ingus sehingga
menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga bisa disebabkan
oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak. Kita harus
selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulubulunya supaya
penciuman kita tidak terganggu.
Indera pembau pada hidung dapat mengalami
kelainan. Kelainan-kelainan itu antara lain sebagai berikut.
1) Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus.
2) Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap berkurang.
1) Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus.
2) Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap berkurang.
D. Indera Pengecap (Lidah)
Lidah adalah alat indera yang peka terhadap
rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki otot yang tebal,
permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat
merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima
rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup
pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil
lidah. Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan
lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu
suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel
penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.
Tidak semua bagian lidah peka terhadap zat
kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu. Adaptasi terhadap suatu
rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2–3 detik, tetapi adaptasi selanjutnya
berjalan lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4 jenis rasa utama yaitu manis,
asin, asam, dan pahit. Namun rasa-rasa lain seperti rasa coklat, rasa teh,
pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari berbagai rasa dan berkombinasi
dengan pembauan/ penciuman pada hidung. Oleh karena itu bila kamu sakit pilek
(fungsi penciuman terganggu) dapat kehilangan kemampuan mengecap makanan,
walaupun sebenarnya kuncup pengecap berfungsi normal.
Tabel Letak kuncup pengecap rasa pada lidah
Rasa
|
Letak Kuncup Pengecap
|
Manis
|
Ujung lidah
|
Asin
|
Samping lidah pada bagian ujung
|
Asam
|
Samping lidah pada bagian pangkal
|
Pahit
|
Pangkal lidah
|
Pada saat kita makan sambal, kita sering
merasakan kepedasan. Rasa pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada kuncup
pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang dan
menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan pada lidah bisa disebabkan oleh
makan atau
minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
Ganguan yang bersifat permanent misalnya
terjadi padan orang yang mengalami trauma pada bagian tertentu otak. Pada lidah
juga sering terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C.
E. Indera Peraba (Kulit)
Selain menghasilkan keringat, pada bagian
dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba. Kulit adalah alat indera yang peka
terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau
sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada
pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung
saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang berselaput
(berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada lima macam, bisa kamu lihat dalam
tabel berikut.
Tabel Ujung saraf yang berselaput dan
rangsangannya
Ujung saraf berselaput
|
Rangsangan
|
Korpuskel pacini
|
Tekanan
|
Korpuskel ruffini
|
Panas
|
Korpuskel krause
|
Dingin
|
Korpuskel meissner
|
Sentuhan
|
Selain terdapat di daerah dermis, sel-sel
peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul di
permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf akan terangsang.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas,
pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit
mempunyai reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada
berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba
ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah
kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan
berupa sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan kepekaan indera perabanya
untuk membaca huruf Braille.
Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan.
Kelainankelainan pada kulit antara lain sebagai berikut.
1) Jerawat (acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah, leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena waktu pubertas terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan dan aktivitas kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea memproduksi lemak bersama keringat. Lemak merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.
1) Jerawat (acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah, leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena waktu pubertas terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan dan aktivitas kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea memproduksi lemak bersama keringat. Lemak merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.
2) Dermatitis, ialah suatu peradangan pada
permukaan kulit yang biasanya terasa gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak,
melepuh, dan berair. Ini dapat disebabkan terkena zat kimia (karbol, sabun, cat
rambut, dan lain-lain) atau berkaitan dengan kondisi tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar